Kamis, 10 Oktober 2013

proposal bermain anak sakit usia 0 - 3 bulan

PROPOSAL PROGRAM BERMAIN SELAMA HOSPITALISASI
PADA ANAK USIA 6 BULAN

I.            PENDAHULUAN
Anak tidak membedakan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak hanya sekedar mengisi waktu, tetapi juga merupakan kebutuhan anak. Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial. Anak yang mendapatkan kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif, cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana anak sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi pada anak atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi pada anak akan memberikan dampak negatif seperti trauma, cemas dan ketakutan.
Terapi bermain atau program bermain pada anak selama masa perawatan di rumah sakit didefinisikan sebagai hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis maupun perawat dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilakunya) melalui media bermain.
II.            TUJUAN
1.      Tujuan umum
Tujuan dari program bermain selama perawatan di rumah sakitadalah untuk mengurangi dampak hospitalisasi pada anak
2.      Tujuan khusus
·         Membantu menstimulus tumbuh kembang anak selama masa perawatan sesuai dengan tumbuh kembang pada usianya.
·         Mengurangi stress dampak dari perpisahan
·         Membantu anak untuk merasa aman dan nyaman di lingkungan yang asing
·         Mengurangi rasa penekanan pada anak dan membantu anak mengekspresikan perasaan, mengembangkan sikap yang positif, mengekspresikan ide kreatif dan minat.

III.            SASARAN
Nama   : An. Arkan ( 2 bulan 10 hari )

IV.            WAKTU PELAKSANAAN
Waktu             : Kamis, 10 Oktober 2013
Pukul               : 10.00-11.00
Tempat            : R. Bougenville, RSUP Persahabatan
Durasi              : 60 menit

V.            PERENCANAAN AKTIVITAS BERMAIN
USIA
ASPEK YANG DINILAI
AKTIFITAS BERMAIN
PERAN PERAWAT
PERAN ORANGTUA
48 minggu

Motorik kasar





Motorik halus






Bahasa







Sosialisasi


·      Mengangkat kepala
·      Berguling – guling
·      Menahan kepala tegak



·      Melihat & meraih mainan
·      Memperhatikan benda bergerak
·      Memegang benda
·      Merasakan & meraba bentuk benda


·     Berbicara / menirukan kata – kata

·     Mengenali berbagai suara




·     Mengajak bayi tersenyum
·     Meniru ocehan & mimic muka bayi
·     Mengajak bayi mengamati benda – benda & keadaan di sekitarnya.
Mengajak anak untuk bisa melakukan gerakan motoric kasar


Mengajak anak untuk memegang benda – benda tersebut
Mengajak anak untuk memperhatikan benda


Mengajak anak untuk menirukan kata – kata / mengenali berbagai suara




Mengajak ibu untuk membuat anaknya tersenyumnya
Mengajak bayi mengamati benda & keadaan sekitar
mendampingi anak





Mendampingi anak






Memfasilitasi dan mendampingi kebutuhan anak




Mendampingi kebutuhan anak.




VI.            ALAT BERMAIN YANG DIGUNAKAN
USIA
ASPEK YANG DINILAI
AKTIVITAS BERMAIN
ALAT YANG DIGUNAKAN
38 minggu


Motorik kasar




Motorik halus








Bahasa




Sosialisasi
·         Mengangkat kepala
·         Berguling – guling
·         Menahan kepala tegak


·         Melihat & meraih mainan
·         Memperhatikan benda bergerak
·         Memegang benda
·         Merasakan & meraba bentuk benda


·         Berbicara / menirukan kata – kata

·         Mengenali berbagai suara

·         Mengajak bayi tersenyum
·         Mengajak bayi mengamati benda – benda & keadaan di sekitarnya.
  •  




·         Kecrekan & bebek – bebekan yang dapat menimbulkan bunyi




·         Kecrekan & bebek – bebekan yang dapat menimbulkan bunyi
·         Kecrekan & bebek – bebekan yang dapat menimbulkan bunyi



VII.            IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN
1.      Perawat melakukan pendekatan pada anak dan orang tua
2.      Perawat memfasilitasi anak untuk bermain yang digunakan pada anak dan ikut terlibat bermain dengan anak


VIII.            EVALUASI
a.       Motoric Gerak Kasar
1.      Mengangkat kepala
2.      Berguling – guling
3.      Menahan kepala tegak
·         Anak mampu untuk melakukan mengangkat kepala, brguling – guling & menahan kepala tegak.
·         Anak tampak senang melakukannya
b.      Motorik Gerak Halus
1.      Melihat & meraih mainan
2.      Memperhatikan benda bergerak
3.      Memegang benda
4.      Merasakan & meraba bentuk benda

·         Anak mampu Melihat & meraih mainan, Memperhatikan benda bergerak, Memegang benda, Merasakan & meraba bentuk benda
·         Anak senang melakukan permainan tersebut.

c.       Bicara & Bahasa
1.   Berbicara / menirukan kata – kata
2.   Mengenali sumber suara
·         Anak mampu melakukan berbicara / menirukan kata – kata dan mengenali sumber suara.
·         Anak senang melakukan permainan tersebut.

d.      Sosialisasi & Kemandirian
1.      Mengajak anak tersenyum
2.      Mengajak bayi mengamati keadaan di sekitarnya
·         Anak dapat tersenyum & mengamati keadaan di sekitarnya
·         Anak senang melakukannya.

IX.            HAMBATAN

















Proposal Bermain pada Anak Sakit
Dengan Pasien 0 – 3 Bulan












oleh :
Dianita Pelitawati
Tingkat 3 Reguler
Prodi Kimia 17
Poltekkes Kemenkes Jakarta III



Cerpen ~ Only you in my heart

hai... hai... hai.... balik lagi bersama gue yang masih setia dengan blog ini meskipun sudah lama tidak pernah membuka atau mengutak - atiknya. Kali ini, gue coba ngeshare cerpen / novel ya? ~ Ah, whateverlah.... ~ hasil karangan gue. Dan maaf ya kalo jalan ceritanya rada - rada gak jelas. maklum, ini baru karangan pertama yang gue publikasikan ke pasaran... Halah.... ~
Oke... kita langsung saja yuk ke jalan ceritanya....
Selamat Membaca....


Only You In My Heart

“ Kak Wulan masih di kampus? “ Tanyamu saat menelponku suatu hari ketika kamu diminta tolong oleh ibuku untuk menjemputku karena ibuku sangat khawatir aku belum pulang. Padahal aku sudah menjelaskan berulang kali pada ibu jika aku ada kegiatan di kampus dan harus pulang malam. Tapi ibu tidak mau mengerti. Ya, aku paham akan kekhawatirannya sehingga harus merepotkanmu.
“ Iya. Kenapa Bay? “ Tanyaku setengah teriak di tengah kebisingan acara kampus.
“ Aku udah ada di depan kampus kakak nih. Tadi aku dimintaiin tolong sama tante buat jemput kakak. “
“ Hah? Yang bener kamu? “
“ Iya. “
“ Ya udah. Kakak ke depan deh. Kamu tunggu disana ya? “
“ Oke. “ Hanya itu jawabmu.
Lalu aku menemuimu. Saat sampai di gerbang kampus, aku sempat berhenti dan tertegun sejenak. Menyandarkan tubuh dan melipat tangan di dada. Yang aku lihat saat melihatmu adalah seorang cowok yang lumayan tampan sedang duduk diatas motornya. Seorang cowok yang mengenakan kacamata dan topi. Sekilas tak terlihat bahwa kamu adalah anak bau kencur.
Cukup lama aku berdiri seperti ini hingga kamu menyadari kehadiranku. Kamu melambaikan tangan dan menghampiriku.
“ Kakak kok malah berdiri disini? Kenapa enggak nyamperin aku? “
“ Ehm…. Enggak apa – apa. Yaudah, kan udah ketemu kakak, buruan parkir motornya gih. “
“ Oke. “ Kembali hanya jawaban itu yang terlontar dari mulutmu.

Kita bertemu di tempat acara di gelar. Saat itu aku sedang bersama teman – temanku. Dan kembali terdiam saat kamu berjalan kearah kami. Lagi, aku lihat seorang pria tampan. Astaga, apa yang terjadi padaku? Kenapa hatiku jadi kebat – kebit seperti ini? Dan kenapa juga jantungku berdebar hebat saat melihatmu seperti ini? Aku menggelengkan kepalaku. Berusaha menepis semua perasaan ini. Mengusap kebas wajahku.
“ Sadar Wulan…. Sadar… “ Gumamku sendiri.
“ Lo kenapa Lan? “ Tanya Ratna temanku.
Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
“ Astaga Wulaaaannn….. lo liat cowok itu kan? Itu yang sedang jalan kearah kita. “ Jeritnya tertahan.
Aku kembali melihat kearahmu. “ Why? “ Jawabku pura – pura tidak tahu.
“ Ah elah…. Lo Lan. Masa’ kagak ngerti maksud gue sih? Iya, tuh cowok ganteng abis. Aduh…. Dia kesini lagi. Eh Lan, dandanan gue udah rapi belum? “
“ Udah. Lagian, emang dia mau nemuin elo? “ Tanyaku menggoda.
“ Yah, kali aja dia mau kenalan ma gue. Lumayan kan buat koleksi gue. Hehehe…. “
“ Koleksi!! Lu kata dia barang antic? “
“ Oh, iya lah. Jarang ada cowok sekeren dia. “
Aku hanya menggeleng – gelengkan kepala. Dasar nih bocah, tetep gak berubah. Gerutuku dalam hati.
Akhirnya kamu sampai juga ketempat kami. Lalu, tanpa basa – basi kamu menyapaku. Dan ini membuat teman – temanku bengong. Mungkin mereka tidak menyangka jika kita saling mengenal.
“ Hai…. “ Sapamu padaku. Dan hanya kubalas dengan senyuman.
Ratna melotot padaku. “ Lo kenal dia Lan? “ tanyanya berbisik.
“ Kenal. Kenapa? “ Kubalas dengan berbisik juga.
“ Kok elu gak pernah bilang kalo kenal dia? “
“ Lah, elunya gak pernah nanya kan? Lagian juga, gue gak mau ngenalin dia ke elu. Soalnya elu kan play girl. “
“ Ah, sial lu!! Tapi gini – gini kan gue temen lo. “
Aku diam. Tidak menyahuti perkataannya.
“ Ada apa? “ Tanyamu heran.
Aku menggeleng.
“ Dia temen lo Lan? “ Tanya teman – teman yang lainnya.
“ Ehmmm….. “ Aku hanya memberikan isyarat ke Bayu agar dia yang menjawab pertanyaan itu. Aku tidak ingin temna – temnaku tahu bahwa dia masih SMA. Karena, jika teman – temanku tahu dia masih SMA, maka aku di bully oleh mereka. Aku akan dianggap doyan anak bawang.
“ Ehm, gue Bayu. adiknya kak Wulan. “
“ Oh…. Adiknya Wulan? Adik kandung, adik sepupu atau adikketemu gede? “ Tanya teman – temanku yang lain menggoda dan mereka tertawa melihatku yang tersipu malu.
Tersipu malu? Kenapa aku melakukan ini? Entahlah. Yang aku rasakan adalah rasa itu kembali. Hati yang kebat – kebit dan jantung yang berdebar – debar.
“ Kalau begitu kita pulang sekarang yuk. Tante udah nanyain terus dari tadi. “ Kata Bayu dan ini disambut dengan tawa yang ramai dari teman – temanku.
“ Dia udah kenal juga sama nyokap lo Lan? “
“ Wah, bentar lagi ada yang besanan nih. Hahaha… “
Dan masih banyak lagi ledekkan yang mereka keluarkan. Aku hanya tertawa melihat kegilaan mereka. Sempat kulihat juga kamu ikut tertawa dengan lelucon ini. Dan tahukan kamu, jika kamu sedang tertawa seperti ini, ketampanan kamu jelas semakin terlihat.
Kulihat, disekeliling kita kini banyak cewek – cewek kampus yang tengah memperhatikan kamu, menikmati pesona yang tidak sengaja kamu tebarkan. Ada yang kasak – kusuk membicarakan kamu, ada yang hanya terbengong melihat kamu, dan masih banyak lagi.
Andai saja…..

Masih teringat jelas dalam ingatanku semua yang kamu lalukan saat ibu dan ayahku meninggal dalam kecelakaan itu. Kamu dengan tulus menemaniku hingga aku kembali bisa berdiri diatas kakiku sendiri.
“ APA? “ Teriakku saat berita itu sampai kepadaku. Rasanya duniaku runtuh seketika.
Aku langsung menuju ke rumah sakit dengan air mata yang mengalir deras. Sesampainya di rumah sakit, kamu memelukku erat. Tapi aku malah mendorongmu dengan kuat. Seperti orang gila aku berteriak memanggil – manggil ayah dan ibuku yang sudah terbujur kaku. Aku menangis dengan keras hingga aku tidak peduli dengan tatapan mata semua orang kepadaku.
Tapi tidak dengan kamu. Meskipun berkali – kali aku mendorongmu hingga kamu jatuh saat kamu berusaha menenangkanku dengan pelukan hangatmu, tapi tetap saja kamu berusaha untuk melakukannya lagi dan lagi.
Malam – malam yang aku lalui sendiri setelah kepergian mereka. Malam – malam yang hanya aku isi dengan tangisan. Bahkan aku tidak menghiraukan kamu yang setiap malam tidur di ruang tamu rumahku hanya untuk menemaniku. Hingga kepindahanmu di rumahku. Membawa bajumu dalam tas dan meletakkannya dengan sembarangan di kamar kosong rumahku.
Masih teringat dengan jelas bagaimana kamu meminta izin pada ibumu untuk tidur setiap malam dirumahku.
“ Boleh ya bu? “
Ibumu masih terdiam. “ Ibu mengerti Bayu, jika kamu berusaha menjalankan amanat yang diberikan ibunya Wulan ke kamu agar kamu menjaga Wulan. Tapi tidak begini maksudnya. Wulan kan sudah dewasa. Malah lebih dewasa dia dari pada kamu. Pasti dia bisa menjaga dirinya sendiri lah. “
“ Iya bu, Bayu mengerti. Tapi kan bukan diwaktu seperti ini. Sekarang kak Wulan pasti sedang terpukul. Bisa saja kak Wulan melakukan hal yang berbahaya. Orang dalam keadaan bersedih seperti itu pasti bisa melakukan apa saja yang dapat mengancam jiwanya. “
“ Juga jiwa orang yang disekelilingnya. “ Tambah ibumu.
“ Yup. That’s right. “ Katamu setuju. Ups, sepertinya ada yang baru kamu sadari. “ Oh, bukan begitu bu. Ibu tenang saja. Tidak akan terjadi apa – apa padaku dan juga kak Wulan. Boleh ya bu? “
Ibumu hanya menghela nafas dalam dan mengangguk setuju.
“ YES!! Terima kasih bu. “ Dan kamu pun mengecup pipi ibu.
Kamu memasukkan beberapa stel pakaian ke dalam ranselnya.
“ Kamu mau kemana Bayu? “ Tanya ibumu heran.
“ Mau kerumahnya kak Wulan. “
“ Kok pakai bawa baju segala? “
“ Ya kan mau nginep dirumahnya bu. “
“ Maksud kamu? “
“ Yah biar enak aja bu, tidak usah mondar – mandir. “
Ibu menjewer telingamu. “ Jadi yang kamu maksud pindah kesana? Gitu? Dengar ya, ibu hanya mengizinkan kamu menginap setiap malam disama. Bukan pindah kesana!! Rumah kamu disini kan? “
Kamu mengangguk.
“ Jika begitu, pakaian kamu juga tetap disini. Mengerti?! “
Kamu mengangguk kembali. Dan ibu pergi meninggalkamu.
Lalu sejak malam itu kamu tidur dirumahku, lebih tepatnya di ruang tamu. Saat aku menawarkan padamu untuk tidur di kamar kosong, kamu menolak. Katamu biar mudah untuk mengetahui apapun yang terjadi jika tidur diruang tamu.
Begitu juga ketika kamu ingin mengambil ranselmu yang berisi beberapa pakaian. Kamu meminta tolong padaku untuk menjalankan aksimu mengambil ransel itu dengan tidak diketahui ibumu.
Pernah suatu malam aku menanyakan padamu, kenapa kamu begitu peduli padaku. Kamu hanya menjawab jika aku adalah orang terpenting dalam hidupmu setelah orang tuamu. Hanya itu jawabmu.

Tahukah kamu, jika sejak saat itu, rasa yang pernah aku rasakan padamu semakin kuat. Semakin yakin bahwa aku menyukaimu. Tapi kamu tidak pernah menyadarinya. Yang kamu lakukan hanya menghujaniku dengan perhatian dan kasih sayang yang terus kamu berikan padaku. Tanpa pernah kamu menanyakan bagaimana perasaanku saat menerima semua perlakuanmu itu.
Aku pernah menanyakan padamu kenapa sampai sekarang kamu masih belum punya pacar. Kamu hanya tertawa. Hanya itu jawabmu. Jawaban yang sama yang kamu berikan kepada orang tuamu saat menanyakan pertanyaan yang sama denganku.
Kedua kali aku menanyakan hal yang sama saat kamu sudah lulus S1. Kira – kira usiamu saat itu 22 tahun. Kamu juga hanya menjawabnya dengan tawa yang terbahak – bahak. Orang tuamu pun menanyakan hal yang sama di usiamu ini.
Ketiga kalinya aku menanyakan hal yang sama beberapa hari sebelum kamu berangkat ke New York untuk mengambil S2 disana. Saat ini usiamu 25 tahun. Tetapi, jawabanmu kali ini membuatku terdiam.
“ Sebentar lagi kak Wulan akan tahu kok siapa dia. Meskipun dia tidak pernah mengatakan kalau dirinya menyukaiku, tapi aku yakin bahwa hanya ada aku dalam hatinya dari dulu. “
“ Kok kamu bisa tahu dan yakin gitu? “ Tanyaku heran.
Kamu menganggukkan kepala. “ Yup. Soalnya hanya aku yang selalu disampingnya. Meskipun dia juga sering jalan dengan teman – temannya, tapi tidak pernah sekalipun aku melihatnya dengan seorang cowok selain aku. Dari situ aku yakin bahwa hanya ada aku di dalam hatinya. Begitu juga aku, hanya ada dirinya di hatiku sejak dulu. “
Deg…. Ada perasaan khawatir dalam hatiku. Apa yang dimaksud olehmu itu aku??
Sedikit ragu aku bertanya kembali, “ Ehm…. Sejak kapan? “
Kamu membalikkan badan hingga menghadapku. Menatapku dengan tatapan itu. Lalu tersenyum dan berkata, “ Sejak aku masih duduk di bangku SMP. “
“ SMP? Dan sampai sekarang? “ Tanyaku tidak percaya.

Kamu hanya mengangguk dan tersenyum dengan manis.
Bersambung di part 2 ya.......